Cooking and Writing

I never had the slightest penchant for domestic talents. I can still remember my mother who called my attention to the fact, saying: your sisters already know how to sew on the machine, they knit and…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Hisab 3 Juli 2020

Rincian aktivitas yang dilakukan hari ini, Jumat, 3 Juli 2020 :

1. Jemput istri lanjut sarapan nasi kuning Bu Sari di Jl. Terusan Ibrahim Adjie, Bandung. Tempat nasi kuning yang harganya kalau pesan di GoFood atau GrabFood lebih mahal dibandingkan dine in atau take away sendiri.

2. Beli buah nangka di Jl. Ciwastra dengan harga 50 ribu/kg. Masih belum musimnya jadi harga masih belum turun, kata yang dagang.
Menariknya, di deretan buah nangka yang dipajang dan sudah terbuka bongkahan dalam buahnya itu ditaruh nangka yang warnanya lebih kuning. Dapat dipastikan itu bukan bagian dari buah nangka yang sudah dibuka sebagian tersebut. Yang ditawarkan malah yang warnanya lebih pucat, disuruh mencoba, lebih enak kata yang dagang.
Walau kami mencicipi juga, kami tetap punya pendirian, pilih nangka yang warnanya lebih kuning segar yang tercecer di bongkahan nangka yang dipajang. Kami menang, tidak menurut apa kata pedagang. Nangkanya manis-manis, kami pulang, dimakan bersama di rumah.

3. Mengunduh film dokumenter Pembina Transmigrasi Terbaik Tahun 2019 hasil pekerjaan saya semasa di Ayo Media Network untuk diunggah di kanal Youtube yang baru dibikin lagi. Kanal lama masih dalam masa suspend untuk alasan yang tidak dimengerti karena tidak ada pelanggaran ataupun peringatan sebelumnya.
Berikut konten order Direktorat Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi — Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tersebut :

4. Rebranding nama akun di setiap media sosial yang sebelumnya @AGAbisena101 diubah menjadi : “gifarabdalah”, termasuk untuk nama akun Medium ini yang diubah belakang pas mau menulis. Pemilihan nama “baru” tersebut mempertimbangkan tidak adanya nama populer lain yang saya pakai selain sapaan Pay, nickname di keluarga. Bisa-bisa jadi dari nol lagi prosesnya jika personal branding di media sosial itu menggunakan nama yang tidak dikenali. Alasan lain membalik nama asli sebagai “merek” personal yakni mengikuti jejak Ahmad Dhani yang sebelumnya nama asli dia adalah Dhani Ahmad. Ya, itu alasan yang ditambah-tambahkan saja. Hehe
Hal itu diobrolkan juga dengan Mas Aji.

5. Jumatan. Bahas soal sikap menghadapi pandemi. Maaf tidak terlalu banyak ingat bahasannya. Hehe

6. Mengecek rumah Pak RT untuk meminta tanda tangan di form pengajuan kartu keluarga baru. Beliau tidak ada. Disinyalir sedang nge-Grab. Tidak menyangka dan salut terhadap beliau yang sebetulnya dari keluarga berkecukupan, masih mau jadi driver Go-Car atau Grab-Car sesudah pensiun dari pekerjaannya. Tidak bisa driver transportasi online itu direndahkan karena bisa jadi dia berpendidikan tinggi.

7. Merespon Instagram Story Angga Dwimas Sasongko yang menggelitik sekaligus menohok.

IG Story Angga Sasongko pada Jumat (03/07) siang.
IG Story Angga Sasongko yang berkaitan dengan yang sebelumnya.

Saya men-DM beliau. lalu ditanggapi. Apa yang jadi pembicaraannya, rencananya akan saya jadikan artikel tentang “Red Ocean”-nya bisnis jasa produksi video atau biasa disebut production house berdasarkan pengalaman diri sendiri dan kawan-kawan. Diniatkan artikelnya dikirim ke Mojok.co. Semoga keterima dan ditayangkan. Sebelumnya, tentu semoga tulisannya kelar dulu.

8. Makan siang di rumah dengan daging sapi masakan Ibu dengan resep keluarga. Maknyos!

9. Ke Pak RT minta tanda tangan di sore hari. Nampak di depan rumahnya terparkir mobil Datsun warna putih. Berdasarkan info dari Ibu saya, itu tanda Pak RT kemungkinan ada di rumah. Benar saja. Beliau ada, dan tidak berlama-lama kasih tanda tangan form yang akan diserahkan ke kelurahan untuk proses pembuatan kartu keluarga baru. Terbukti tidak sulit. Kalau mudah, kenapa harus dipersulit?!

10. Mengikuti webinar Steal the Skill dari Inspigo yang topiknya “Bertahan Hidup dari Karya” dengan pembicara Marchella FP, si penulis buku dan pengusaha bidang IP untuk karya Generasi 90an, NKCTHI, dsb.

“Ngeri” sih bahasannya. Bagaimana dasar dari dia berkarya diketahui yakni bagaimana meninggalkan legacy berupa buah pemikiran sebagaimana nasihat Buya Hamka. Tak mau dia mati sia-sia. “Sadis” (alias keren banget sekali) sih ini! Bagaimana dia berproses sampai akhirnya menemukan tujuannya. Kelas yang benar-benar excellent!

Catatan saya dan cuplikan slide materi ‘Bertahan Hidup dari Karya’ dari Marchella FP.

Kepengen dituliskan lengkap apa yang didapat dari bahasan webinarnya, karena sangat menarik. Itu jadi tunggakan tulisan berikutnya saja sepertinya.

Yang jelas sangat insightful untuk saya yang lagi coba memulai bisnis pengembangan intellectual property (IP). Bisnis yang mudah diucapkan tapi sulit diterapkan karena untuk sampai jadi “produk”-nya dan jadi turunan ke berbagai bentuk itu butuh waktu dan kesabaran seraya keikhlasan dalam menjalani prosesnya. Mendengar ceritanya Marchella, apa yang dijalaninya itu tidak mudah. Sampai burnout tiga seri malahan. Haha

Kalau dikaitkan pembahasannya dengan apa yang jadi obrolan dengan Angga Sasongko, dia meng-amin-kan juga, masalah financing untuk bisa memulai dan menjalani proses shifting bikin hidup dari karya bukan semata dari jasa itu bikin “kejedot” kepala (pemikiran).

11. Nonton Youtube Deddy Corbuzier dan beberapa lainnya, buka-buka Instagram dan Twitter. Bermedsos-ria-lah pokoknya.

12. Cari makan malam. Yang tadinya mau makan di McD Jl. Soekarno-Hatta karena istri kepengen makan ayam gorengnya, apa daya tiba di tempatnya itu jam 20.03. Walau di dalam restonya ada orang masih makan, tapi sudah close order. Cari yang lain, menemukanlah KFC di Metro Indah Mall, Bandung.

Selain makan, di sanalah mendapati proses bisnis di sisi hilir untuk penjualan album musik. Edun! Saat melihat struk, kadang-kadang lupa aturannya sudah ada dari lama: CD musik yang disertakan bersama paket itu dijual “dedet” alias jual paksa, ada nominal harganya di struk. Untungnya CD-nya memang nikmat. Sebuah aransemen ulang untuk karya-karya musik Guruh Soekarno Putra yang dinyanyikan para penyanyi beken Indonesia saat ini.

13. Silaturahmi visual melalui chatting dengan Cecep, seorang anak muda ulet yang dia itu bekerja sebagai OB di kantor saya dulu yang saat ini sambil nyambi kuliah. Chatting-an juga dengan Pak Sofyana, seorang storypreneur (begitu dia tulis di Bio IG-nya) yang harus merasakan beratnya me-running perusahaannya yang usianya memasuki 1 tahun. Ada kaitannya dengan obrolan saya dan Angga di direct message IG. Nanti saya coba tuangkan ke tulisan deh.

Sekian. Rasanya itu saja yang bisa diceritakan. Tidak janji besok akan menulis lagi. Insya Allah, kita dipertemukan lagi. Sampai jumpa

Add a comment

Related posts:

Learn a new skill with free access to Claris FileMaker.

Claris have always been closely connected with their developer community who for decades have defined their careers using the FileMaker platform. Many FileMaker Developers have started their journey…

a capacity for desirable futures

I stumbled over the term the first time when i attended a grief ritual held by Naf Tali in berlin in december 2018. When he said it, it hit home right away. We were 8 or maybe 10 people, coming…

Why Use a Relocation Consultant?

Moving can be a daunting task. It’s not just about packing your belongings and unpacking at the other end. The planning, logistics, arrangements, and decisions can make a move seem very daunting…