My Top 3 Favourite Books in 2021

Reading is the closest thing we have to time travel. It allows us to experience first-hand accounts from throughout history while also visiting possible future realities. We can really go to the…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Ekspetasi kita yang ketinggian atau kita yang tidak boleh berekspetasi?

Kamu pernah nggak sih, ngerasain ketika kamu menaruh ekspetasi tinggi terhadap sesuatu baik itu mimpi kamu, target, atau terhadap perilaku orang lain pada diri kamu sendiri yang berujung kecewa karena segala sesuatunya tuh nggak sesuai dengan apa yang kamu inginkan?

Padahal kalau dipikir-pikir kamu udah naruh effort yang besar banget. Dan karena segala sesuatunya itu nggak sesuai ekspetasi, kamu malah menyalahkan diri kamu sendiri atas kegagalan yang sebenarnya bukanlah bentuk sebuah kegagalan. Karena gagal juga merupakan bagian dari proses.

Kutipan itu aku dapetin sewaktu aku nonton YouTube-nya Kak Gita Savitri yang mana membahas perihal kegagalan. Emang bener sih, hidup berdasarkan ekspetasi dan standar orang lain itu sangat-sangat melelahkan. Berasa nanggung beban yang berat banget. Karena kalau nggak memenuhi standar (yang dibuat orang lain) itu memengaruhi pandangan mereka terhadap kita. Dianggap nggak kompeten lah, nggak pinter lah, nggak ini lah, nggak itu lah. Ujung-ujungnya kita jadi punya ekspetasi tinggi terhadap sesuatu hal yang sedang kita kerjakan. Kalau ga sesuai? Kecewa atau parahnya ngerasa dunia kita tuh runtuh seketika.

Disaat seperti ini rasanya kemampuan mengelola ekspetasi ini diperlukan. Kenapa? Agar ketika kita menaruh ekspetasi yang tinggi terhadap sesuatu, kita nggak akan berlarut-larut dalam kegagalan. Kita nggak rentan mengalami setres yang mendalam.

Meski sebenarnya hal tersebut bukan lah sesuatu hal yang bisa kita kontrol. Namun justru karena itu, kita bisa mengontrol apa yang bisa kita kontrol. Do the best, prepare for the worst.

Kita terima dengan lapang dada, juga apa adanya.

Lalu untuk tips sendiri seperti apa?

Mungkin tips ini nggak sepenuhnya work karena cara kita menanggapi sesuatu itu akan berbeda. Tapi kamu bisa coba dengan menggunakan standard smart setting.

Apaan, tuh?

Tujuan yang ingin kita capai ditulis secara spesifik dengan jelas. Seperti apa yang ingin kamu capai, dan kapan batas waktu dari hal tersebut.

Memberikan tolak ukur pencapaian supaya kita nggak membandingkan diri kita dengan orang lain.

Pastikan tujuan kita berada dalam jangkauan kita. Memang kita harus bermpimpi setinggi mungkin, tapi dengan menerapkan attainable ini kita dapat meminimalisir kekecewaan kita terhadapat ekspetasi. Mengakui dan mengetahui modal apa yang kita miliki adalah salah satu cara kita bisa mengatur ekspetasi.

Kita juga harus realistis bahwa nggak semua bisa kita capai. Ada kalanya kita jatuh, lalu bangkit kembali.

Bukan hanya tugas atau project yang perlu kita berikan deadline atau urgensi. Kita juga perlu memberikan waktu pada tujuan kita agar membuat tujuan itu lebih mudah dicapai dan terasa jelas.

Add a comment

Related posts:

Ways to Help the Environment

I started to question how I can help the environment more. I gave up plastic bags and wondered about the sponges I use. According to Conserve Energy Future cellulose, sponges are biodegradable…